00.23


ini nih menurut gue keterhubungan 3 surah At-Tin, Al-'Aadiyaat, sama surah Al-A'raf tugas agama anak-anak kelas 9 SMP 5 Bekasi dari bu Afni.Kalo misalnya ada yang salah jangan diprotes yaa, fikir sendiri aja okssss^^

1. Kandungan Surah At-Tin (ayat 4,5,6)
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukan hanya fisik melainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia tidak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah
Banyak manusia yang menyimpang dan tidak mengerjakan ibadahnya, akan ditempatkan dalam neraka. orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya sampai ia meninggal dan menjadi ahli surga. Orang -orang yang tidak mau beriman dan beramal saleh akan mendapat balasan diakhirat.
2. Kandungan Surah Al-Aadiyaat (Ayat 1-11)
Allah bersumpah dengan kuda perang yang sifatnya tersebut di atas dalam keadaan lari kencang, hilir mudik, memancarkan percikan bunga api dari kakinya karena berlari kencang dan dengan penyergapan di waktu subuh, menunjukkan bahwa kuda-kuda yang dipelihara itu bukan untuk kebanggaan. Hendaknya kuda yang dipuji adalah yang digunakan untuk memadamkan keganasan musuh, melumpuhkan kekuatan mereka atau menghadang serangan mereka.
Maksudnya, bahwa dalam ketangkasan berkuda mengandung faedah yang tak terkira banyaknya. Dapat dipergunakan untuk mencari nafkah, cepat bergerak untuk suatu keperluan yang mendadak, dalam menyergap musuh dan dapat menghubungi tempat yang jauh dalam waktu yang singkat. Allah menyatakan bahwa tiba-tiba kuda yang menyerang itu berada di tengah-tengah musuh yang menyebabkan kepanikan keadaan mereka. 

Allah SWT bersumpah dengan kuda dan dengan sifat-sifatnya tersebut dalam suasana peperangan untuk membangkitkan semangat perjuangan di kalangan orang-orang mukmin. Sudah selayaknya mereka bersifat demikian, membiasakan diri berkendaraan kuda dengan tangkas menyerbu musuh. Diperintahkan agar selalu siap siaga untuk terjun ke medan pertempuran bila genderang perang memanggil mereka untuk menghancurkan musuh yang menyerang
Watak manusia adalah mengingkari kebenaran dan tidak mengakui hal-hal yang menyebabkan mereka harus bersyukur kepada penciptanya, kecuali orang-orang yang mendapat taufik membiasakan diri berbuat kebaikan dan menjauhkan diri dari kemungkaran

Maksudnya, dia tidak pernah menyedekahkan sesuatu yang diberikan Allah kepadanya, tidak menaruh iba kasihan kepada hamba Allah sebagaimana Allah kasihan kepadanya, seolah-olah mengingkari nikmat-nikmat Allah kepadanya serta menjauhi apa yang baik oleh akal dan agama. Sifat yang terpendam dalam jiwa manusia ini menyebabkan ia tidak mementingkan apa yang terdapat di sekelilingnya, tidak menghiraukan apa yang akan datang dan lupa apa yang telah lalu. Dan bila Allah memberikan kepadanya sesuatu nikmat, dia terus bingung, hatinya menjadi bengis dan sikapnya menjadi kasar terhadap hamba-hamba Allah.
Allah menyatakan ancaman-Nya kepada orang-orang yang seperti tersebut di atas yaitu apakah orang-orang yang ingkar terhadap nikmat-nikmat Allah itu tidak sadar bahwa Allah mengetahui isi hatinya; dan Dia akan membalas keingkarannya itu pada hari dilahirkan apa yang ada di dalam dada dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur
Apa yang tersembunyi dalam dada akan ditampakkan dan menjadi jelas. Penampakkan ini dapat terjadi sekarang jika kita sungguh-sungguh ingin mengetahui apa yang ada dalam hati kita. Tujuan eksistensi ini adalah mencapai kesatuan, menyatukan yang ada dalam hati kita dengan perbuatan kita, melalui kejelasan dan kesadaran
Hari ketika penyatuan atau pembukaan itu terjadi akan menjadi hari kebijakan Tuhan kita. Ketuhanan adalah hal yang menggiring kila kepada tauhid, kepada keesaan. Untuk mendapatkan hikmah dari pengalaman kita dalam kehidupan ini kita harus yakin bahwa apa pun yang ditakdirkan juga akan terungkap dan terang dalam pengetahuan sempurna Tuhan kita
3. Kandungan Surah Al-A’raf (ayat 179)
Allah swt. dalam ayat ini menguraikan apa yang tidak terperinci pada ayat-ayat yang lampau tentang hal-hal yang menyebabkan terjerumusnya manusia ke dalam kesesatan. Allah menjelaskan banyak manusia menjadi isi neraka Jahanam seperti halnya mereka yang masuk surga sesuai dengan amalan mereka masing-masing.
Hal-hal yang menyebabkan manusia itu diazab di neraka Jahanam ialah bahwa akal dan perasaan mereka tidak dipergunakan untuk memahami keesaan dan kebesaran Allah swt. padahal kepercayaan pada keesaan Allah swt. itu membersihkan jiwa mereka dari segala macam was-was dan dari sifat hina serta rendah diri lagi menanamkan pada diri mereka rasa percaya terhadap dirinya sendiri. Demikian pula mereka tidak menggunakan akal pikiran mereka untuk kehidupan rohani dan kebahagiaan abadi

Mereka tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan itu dan didorong berbuat kebajikan adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah baik dalam diri pribadi manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya. 
Mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat bukti kebenaran dan keesaan Allah swt. Segala kejadian dalam sejarah manusia, segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia setiap hari, yang dilihat dan yang didengar tidak menjadi bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisa
Mereka tidak dapat memanfaatkan mata, telinga dan akal sehingga mereka tidak memperoleh hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan mereka seperti binatang bahkan lebih buruk daripada binatang, sebab binatang tidak mempunyai daya pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengaran mereka. Binatang mengadakan tanggapan atau reaksi terhadap dunia luar secara instinctif dan bertujuan hanyalah untuk mempertahankan hidup. Maka dia makan dan minum serta memenuhi kebutuhannya, tidaklah melampaui dari batas kebutuhan biologis hewani. Tetapi bagaimana dengan manusia bila sudah menjadi budak hawa nafsu? Dan akal mereka tidak bermanfaat lagi? Mereka berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan jasmani mereka sendiri, berlebih-lebihan dalam mengurangi hak orang lain. Diperasnya hak orang lain bahkan kadang-kadang di luar perikemanusiaan. 

Bila sifat-sifat demikian menimpa sesuatu bangsa dan negara, maka negara itu tampak menjadi serakah dan penghisap terhadap bangsa dan negara lain. Mereka mempunyai hati (perasaan dan pikiran) tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat (Allah). Mereka lupa dan melalaikan bukti-bukti kebenaran Allah pada diri pribadi, pada kemanusiaan dan alam semesta ini, mereka melupakan penggunaan perasaan dan pikiran untuk tujuan-tujuan yang luhur dan meninggalkan kepentingan yang pokok dari kehidupan manusia sebagai pribadi dan bangsa.

Keterhubungan 3 Potongan Surah Tersebut

            Keterhubungan dari 3 potongan Surah tersebut adalah, Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Maksud kata ‘bentuk’ itu adalah jasmani dan rohani. Manusia diciptakan memiliki akal fikiran, hati nurani, dan fisik. Ketiga hal tersebut harus digunakan sebaik-baiknya tidak boleh menyimpang dan dalam jalan Allah. Allah menjanjikan pahala yang tidak ada putus-putusnya. tetapi mereka akan dijadikan amat rendah jika tidak beriman dengan beramal soleh. Dan Ancaman Allah yaitu neraka jahanam akan didapatkan oleh manusia ingkar dan yang sangat mencintai harta benda, orang-orang yang lalai, mereka yang mempunyai hati tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah dan segala sesuatu yang manusia punya tapi tidak diamalkan dijalan yang benar. Maka dari itu sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia diwajibkan senantiasa rendah diri dan bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat yang begitu banyak kepada manusia.